Wednesday 26 June 2019

Manajemen PT MRT Jakarta Perlu Rp250 T Untuk Melintas Sepanjang 231 KM

Manajemen PT MRT Jakarta Perlu Rp250 T Untuk Melintas Sepanjang 231 KM
Manajemen PT MRT Jakarta mengaku ingin meniru pengembangan MRT di New Delhi, India, yang melintasi 231 kilometer (KM). Jika Anda ingin mewujudkan mimpi itu, MRT Jakarta membutuhkan biaya investasi Rp250 triliun hingga 2030 mendatang.

"New Delhi, India, sedang dalam pengembangan MRT, proses pinjaman dilakukan langsung oleh perusahaan MRT dengan jaminan dari pemerintah," kata Presiden Direktur MRT Jakarta William Sahbandar pada pertemuan media di Jakarta, Rabu (26/6). ).

Manajemen PT MRT Jakarta Perlu Rp250 T Untuk Melintas Sepanjang 231 KM


Oleh karena itu, William berharap bahwa perusahaan memiliki ruang untuk membuat perjanjian pembiayaan secara langsung tanpa harus terikat oleh kerangka kerja sama antar negara dalam pengembangan fase 3 nanti.

Sebagai catatan, dalam pengembangan fase 1 dan 2, perusahaan memperoleh pinjaman dari Badan Kerjasama Internasional (JICA) dalam bentuk Istilah Khusus untuk Kemitraan Ekonomi (pinjaman STEP). Akibatnya, perusahaan terikat oleh ketentuan JICA, termasuk dalam hal penunjukan kontraktor.

Dengan otoritas pinjaman langsung, perusahaan akan memiliki fleksibilitas dalam memilih kontraktor dan lelang pengadaan lainnya. Mengenai porsi pinjaman, William belum bisa mengatakannya karena masih dikaji.

"Kami akan pinjam dengan jumlah tertentu, bukan 100 persen (dari persyaratan biaya). Sisanya akan ditanggung pemerintah dan dari pengembangan Transit pada Pembangunan (ToD)," jelasnya.

Jika pengembangan proyek masih linier dengan apa yang sedang dilakukan, William pesimis bahwa target pengembangan hingga 10 jalur dapat dicapai dalam 10 tahun ke depan.

"Jika Anda mendekati pemerintah yang semuanya harus melalui pemerintah, seperti fase 1 dan fase 2, prosesnya akan cukup lama," tambahnya.

William mengatakan bahwa beberapa lembaga keuangan internasional telah menunjukkan minat serius untuk bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini, yaitu JICA dalam bentuk pinjaman non-lunak, Bank Pembangunan Asia, dan Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB).

Di luar lembaga-lembaga ini, perusahaan juga mendengar minat dari Badan Kerjasama Investasi Swasta Luar Negeri (OPIC) Amerika Serikat (AS) dan lembaga keuangan dari Inggris.

"Untuk fase 3 nanti, kami sudah mulai melihat kemungkinan untuk upaya peminjaman langsung," jelas William.

Sebagai informasi, MRT Jakarta telah mengoperasikan fase 1 rute Lebak Bulus - Bundara Hotel Indonesia sejak Maret 2019 lalu.

Saat ini, perusahaan telah memulai pembangunan MRT tahap 2 Sarinah - Kota. Selain itu, perusahaan menargetkan untuk memulai pembangunan MRT fase 3 rute Cikarang - Balaraja pada tahun 2020.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Support