Friday 31 May 2019

Harga-harga Daging Sudah Mulai Naik Kementan Salahkan Broker

Harga-harga Daging Sudah Mulai Naik Kementan Salahkan Broker
Kementerian Pertanian (Kementan) mencurigai kenaikan harga daging sapi di sejumlah pasar yang terjadi sebelum lebaran disebabkan oleh aksi perantara. Pialang mengatakan mereka sengaja menaikkan harga di tengah meningkatnya permintaan konsumen yang terjadi sebelum lebaran.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita, mengatakan bahwa Kementerian Pertanian mengamati pada 45 titik pasar, harga daging sapi dipantau rata-rata sebesar Rp120 ribu per kilogram (kg). Dia mengatakan bahwa harganya cukup masuk akal.

harga daging sapi di beberapa pasar melebihi harga itu. Misalnya, di Pasar Jatinegara, harga menyentuh Rp130 ​​ribu per kg pada Rabu (29/5).

"Saya hanya khawatir dengan broker, misalnya, dia mengambil harga Rp. 80 ribu - Rp. 90 ribu per kg, kemudian dia menaikkannya secara eceran menjadi Rp140 ribu. Saya khawatir tentang itu," katanya pada Jumat 31-05-2019.

Harga-harga Daging Sudah Mulai Naik Kementan Salahkan Broker

Dia menyatakan bahwa Kementerian Pertanian selalu memantau pergerakan harga komoditas setiap hari selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri. Dalam pemantauan, ia juga berkoordinasi dengan manajer pasar tentang pembaruan data ketersediaan pasokan dan pergerakan harga.

"Kami akan memeriksa nanti, kami selalu memeriksa harga harian dari 45 poin pasar termasuk penambahan di provinsi yang berpotensi kritis. Jika kami melihat ada kekurangan, itu langsung turun tangan melalui operasi pasar," tambahnya.

Dia mengakui bahwa dalam hal ketersediaan, daging memiliki defisit 50.529 ton. Defisit terjadi karena permintaan daging nasional pada Mei-Juni diperkirakan 123.105 ribu ton.

Sementara itu, ketersediaan daging sapi lokal hanya 72.576 ton. Untuk memenuhi kekurangan pasokan daging, Kementerian Pertanian akan mencari berbagai langkah pemenuhan.

Departemen Pertanian akan menyediakan stok sapi dan kerbau siap untuk disembelih pada bulan Mei sebesar 16.251 ton. Kemudian, stok pemasok Juni adalah 59.746 ekor, setara dengan 11.946 ton daging.

Selain itu, Departemen Pertanian mencatat bahwa masih ada daging sapi di gudang importir 8,438 ton dan jeroan di gudang importir 1,099 ton.

Kementerian Pertanian berencana untuk memasok daging sapi untuk 11,101 ton dan jeroan pada 1,258 ton pada bulan Juni, sehingga total menjadi 12.399 ton daging impor. Sementara itu, stok daging kerbau di Bulog Corporation diterima pada 8.333 ton pada bulan Mei. Dengan demikian, total pemenuhan daging adalah 52.979 ton.
Dengan perhitungan ini, diharapkan kebutuhan daging dapat terpenuhi. Padahal, menurut dia, jika langkah ini diambil untuk memasok surplus maka akan meningkat 2.450 ton pada periode Mei-Juni 2019.

"Stoknya surplus sehingga kondisinya sangat aman saat Idul Fitri," katanya.

Tidak hanya daging, Kementerian Pertanian juga mengklaim ada potensi surplus pada telur ayam. Sebab, kebutuhan telur ayam diprediksi mencapai 326.329 ton, sedangkan telur ayam diprediksi menjadi 480.090 ton.

Dia mengatakan surplus terjadi karena pemerintah telah menyiapkan antisipasi lonjakan permintaan untuk kerajinan di muka.

"Sebenarnya kami sudah hitung, bulan Mei puasa, sedangkan lebaran datang Juni. Jadi empat bulan sebelum kami check in. Jadi tidak ada formula yang kurang. Kalau itu berarti ada yang macet, ada yang main-main, " dia berkata.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Support