Tuesday 21 May 2019

Rupiah Untuk Saat inI Melemah Ke Rp14.480 Per Dolar AS

Rupiah Untuk Saat inI Melemah Ke Rp14.480 Per Dolar AS
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.480 per dolar AS pada Selasa (21/5) sore. Dengan demikian, rupiah melemah 0,17 persen dibandingkan dengan posisi pada Senin (20/5) yang berada di Rp14.455 per dolar AS. Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar (JISDOR) menempatkan rupiah di Rp14.462 per dolar AS atau menguat dibandingkan dengan kemarin di Rp14.478 per dolar AS. Sedangkan untuk hari ini, rupiah berada di kisaran Rp. 14.462 per dolar AS menjadi Rp. 14.480 per dolar AS. Hari ini, sebagian besar mata uang utama Asia lebih lemah hari ini. Ringgit Malaysia melemah 0,23 persen, baht Thailand melemah 0,22 persen, dan dolar Singapura melemah 0,18 persen.


Rupiah Untuk Saat inI Melemah Ke Rp14.480 Per Dolar AS

Kemudian, yuan Tiongkok turun 0,07 persen, yen Jepang melemah 0,04 persen, won Korea Selatan melemah 0,04 persen, dan rupee India turun 0,02 persen. Sementara itu, hanya dolar Hong Kong dan peso Filipina yang naik di Asia, yaitu 0,01 persen dan 0,32 persen terhadap dolar AS. Di sisi lain, mata uang negara maju juga melemah terhadap dolar AS seperti dolar Australia 0,53 persen, pound Inggris 0,25 persen, dan euro 0,2 persen. Managing Director PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan rupiah masih diserang dari dalam negeri dan luar negeri. Dari sisi eksternal, rupiah tertekan karena Gubernur Fed Jerome Powell secara tidak langsung menentang kebijakan pemotongan suku bunga dalam waktu dekat. Menurutnya, utang perusahaan AS sudah tinggi, sehingga penurunan suku bunga acuan dikhawatirkan membuat perusahaan lebih berhutang pada ekspansi. Tekanan lain datang dari perang dagang yang meningkat yang semakin mengkhawatirkan setelah AS menindak China Huawei Technologies. "Meskipun khawatir bahwa perdagangan AS-Cina dapat memburuk, ketegangan antara AS dan Cina telah sedikit mereda hari ini," jelas Ibrahim, Selasa (21/5). Dari sisi domestik, polemik hasil pemilihan presiden masih ditakuti oleh pelaku pasar. Meski tadi malam Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan rekapitulasi suara, namun kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor 02 masih menganggap pemilu diwarnai dengan kecurangan. Apalagi aksi massa pada 22 Mei masih dijadwalkan. "Risiko keamanan masih cukup tinggi, sehingga mungkin menjadi perhatian bagi investor," katanya.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Support